Hari berlanjut saja.
Hari seperti biasa.
Hari aku lalai, Hari penundaan.
Tak tau kapan akan merubah siklus ini.
Baru saja aku berdiri di titik start.
Untuk berlari mengejar mimpi-mimpi yang menunggu.
Aku merasa kesepian tiba-tiba.
Sepi, membawaku ke dasar jiwa.
Sepi, membawaku melihat sesuatu yang tak seharusnya dilihat.
Sepi ini, menuntunku membenci keramaian.
Apa yang salah?
Kemana kuletakkan namamu Tuan?
Apa yang salah?
Hari seperti biasa.
Hari aku lalai, Hari penundaan.
Tak tau kapan akan merubah siklus ini.
Baru saja aku berdiri di titik start.
Untuk berlari mengejar mimpi-mimpi yang menunggu.
Aku merasa kesepian tiba-tiba.
Sepi, membawaku ke dasar jiwa.
Sepi, membawaku melihat sesuatu yang tak seharusnya dilihat.
Sepi ini, menuntunku membenci keramaian.
Apa yang salah?
Kemana kuletakkan namamu Tuan?
Apa yang salah?
Hari-hari dikocok hingga aku mual.
Hari-hari semangat ini dilempar dan dijatuhkan.
Aku rindu sunyi ini.
Langkahku akankah terhenti lagi?
Tiba-tiba keraguan menyergapku hingga bungkam.
Segala yang ada di depan akan segera di belakang.
Apa yang harus kurasa?
Hari-hari semangat ini dilempar dan dijatuhkan.
Aku rindu sunyi ini.
Langkahku akankah terhenti lagi?
Tiba-tiba keraguan menyergapku hingga bungkam.
Segala yang ada di depan akan segera di belakang.
Apa yang harus kurasa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar