Jumat, 29 Mei 2020

Titik Percabangan

Semesta adalah guru paling keras, paling kejam.
Mengelus kita dengan tangannya yang kasar.

Mungkin kita memang tidak akan bertemu dengan ujung, di dunia ini, tidak ada ujung.
Kita selalu dipaksanya mencari, mencari, mencari terus, hingga kita sadar kita tak akan bertemu ujung.
Kita hanya diperintahkan percaya.
Memilih sesuatu karna mengikuti pilihan pendahulu kita yang mendapatkan tiket jaminan.

Aku pernah merasa, bahwa kebingungan dan kegelisahan memiliki sensasi kenikmatan yang aneh.
Ada sesuatu yang nikmat dalam pencarian di antara kebingungan dan kegelisahan.
Dunia memang aneh, manusia adalah makhluk teraneh.
Mungkin malaikat tergeleng-geleng melihatku, kemudian bertanya "mengapa dia seperti itu?"
Oh, apakah malaikat sekritis aku?

Wahai Tuhan, makhluk seperti apakah yang mampu mendekatimu?
Makhluk seperti apakah yang mampu mendaki tebing terjal menujumu?
Apakah akulah hasil dari zaman instan yang ingin berada di puncak menggunakan baling-baling bambu?
Ingin segera menikmati udara di atas sana, pemandangan di atas sana, tanpa harus melukai kulitku dengan batu-batuan tebing?

Sesulit inikah mempertahankan koneksi dengan pusat semesta?
Di zaman semuanya terhubung, di zaman semua nilai berjejer dianggap sama,
Hingga letakmu bahkan sejajar dengan kekuasaan dan uang.

Aku benci zaman ini,
Aku harap sebenci Ali kepada dunia ini.
Meskipun kelemahan membawaku terseret arus.
Kelelahan membuatku terhempas.
Apakah kelemahan dan kelelahan hanyah kujadikan alasan untuk tidak melukai kulitku dengan bebatuan?

Di titik percabangan, arah manakah yang mampu mendekatkanku padamu?
Seorang perempuan bodoh yang bertanya sambil mencari-cari alasan untuk lari dari pendakian,
Ketakutan.
Dunia ini menakutkan, katanya.

Memang benar, manusia ini lemah,
Dunia ini menakutkan,
Jika saja kau tak menjaganya dari segala arah,
Maka dunia akan menyeretnya,
Membawanya ke dalam jurang.

Mampukah aku mendengar suaramu di tengah hiruk pikuk kegaduhan dunia yang mengerikan ini?
Suara petunjuk dan penyemangat,
Sepanjang umur perjuangan.