Rabu, 09 Februari 2022

sakit

Sakit. Aku ingin sekali menghilang, pergi, ke tempat dimana tidak ada ruang dan waktu.

Jika dosaku memang sudah menumpuk dan membusuk, maka Tuhan, apakah yang harus kulakukan? Ke sudut dunia manakah aku harus pergi?

Bisakah Engkau, wahai sang maha pengampun, menoleransi pendosa yang ketakutan dan tak mampu berbuat apa pun sepertiku? Atau sudikah Engkau, memberitaukan kepadaku dengan bahasa yang lebih sederhana dan mampu kupahami, apa yang Kau inginkan dan rencanakan terhadapKu?

Apakah takdirku adalah membusuk di neraka? Atau masihkah kasih sayangMu menjagaku tetap di batas surga?

Sakit. Aku lelah. Lelah memberitaukan kepada seluruh dunia apa yang kurasakan. Rasa sakit ini, seakan ilusi yang selama ini kulihat buyar dan menampakkan wujudnya yang mengerikan di hadapanku. Aku tak ingin bertahan lagi. Aku ingin pergi. Pergi, dan melindungi diriku sendiri dari menyakiti orang lain, disakiti orang lain, dan menumpuk dosa bagi diriku sendiri.

Aku tak paham. Aku tak paham apa yang ingin Tuhan ajarkan kepadaku. Dari sekian luka yang datang, sembuh, kambuh, membusuk dan bernanah, obat apakah kiranya yang benar-benar mampu menghilangkan semuanya? Atau apakah Ia ingin aku bertahan dengan segala luka dan sakit yang kuderita, berjalan, bertahan hidup di atas muka bumi, berusaha menjadi orang normal?

Aku menyerah, Tuhan. Bolehkah aku menyembunyikan diriku sendiri dari dunia ini? Apakah sesungguhnya itulah yang Kau inginkan dariku?

Wahai Engkau yang maha penyayang dan pengasih, sudikah Engkau memaafkan ketidakmampuan dan kelemahanku, yang belum dan mungkin tak akan sanggup menjadi penerus orang semacam Fatimah? Bisakah kelapanganMu dalam pengampunan menoleransi keputusanku untuk mengasingkan diri dari dunia?

Aku ingin bercerai dari dunia, di dunia. Aku ingin berjalan, tanpa harus terlibat interaksi yang kompleks dengan sesama manusia. Bisakah aku hidup seperti itu? Apakah itu yang harus kulakukan? Atau apakah aku harus tidak menyerah, menyembuhkan diriku sendiri dan berkali kali lagi jatuh dan sakit, hingga entahlah, apakah ada sesuatu yang menungguku di depan? Atau apakah aku hanya berputar putar di lingkaran yang sama?

Kumohon, permudahlah jalanku jika memang sudah terlalu sulit bagiku. Kumohon sederhanakanlah bahasaMu sehingga aku yang bodoh ini lebih mampu memahami.

Aku mohon, izinkan aku bercerai dari semua ini. Aku hanya ingin melindungi diriku sendiri dari dosa yang sudah terlalu membusuk di pundakku yang tak mampu lagi menanggung bebannya. Jika aku memanglah manusia yang lemah, maka Tuhan, izinkan aku berjalan di jalan yang lebih mudah menujuMu. Atau jika Kau berkehendak memberikanku sedikit saja kekuatanMu, maka berikanlah.

Levi

HambaMu yang lemah