Rabu, 03 Oktober 2012

Dunia Mimpiku


“banyak orang merasa nyaman membuat orang lain merasa tidak nyaman”

Duduk-duduk sepanjang jalan orang lewat, bergerombol seperti gagak-gagak itu,
nyaman mereka membuat orang lewat merasa tidak nyaman.

Bodoh, apa itu kebebasan bertindak?
Mereka itu hanya “bocah” yang salah mengenali kebebasan.
Biarlah saja, biarlah dunia menoleransi, meski..
Ini bukanlah dunia yang ada dalam mimpiku.

Bebas memilih,
bebas bertindak tanpa masuk batas kenyamanan kebebasan orang lain,
bebas dalam kemandirian,
contoh peradaban modern yang angkuh pada kehangatan social,
penuh segala teknologi canggih yang semakin mempraktiskan,
berjalan bebas, bicara bebas,
tanpa orang di depan menghalangi jalan,
dan kita sama-sama tau kita peradaban modern akrab dengan jeruji-jeruji waktu,
memuja kebersihan,
kesopanan individual,
keangkuhan individual,
ah….
dunia mimpi.

Tapi mengapa,
dunia berbeda dengan dunia mimpi?
mengapa,
potensi ide dunia sempurna dalam mimpi mesti ada dan kontras dengan yang sebenarnya ada?
Aku masih bertanya….

Matahari sore menyapa.
Membuka hijabnya.
Mengizinkan aku melihat wajahnya beberapa tahun yang lalu.
Aku tenggelam dalam pesona sinarnya yang tanpa hijab.
Sampai juga sinarmu kesini meski butuh beberapa tahun untukku melihat dan merasanya.
Tak peduli,
akan ku kejar matahari.
Sebelum ia hilang, benar-benar tenggelam selamanya..

Akan kukejar, kucari dunia mimpi itu di seluruh penjuru bumi,
hingga matahari benar-benar tenggelam.

Sampai jumpa wahai surya…
akankah Tuhan mengizinkan kita bertemu besok lagi?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar