Minggu, 13 Januari 2013

No one knows


Cobalah ingat, apa yang telah aku lakukan di masa lalu dan apa yang aku masih lakukan sampai saat ini. Adakah aku tak mampu melihat gajah, meski dia di depan mataku sendiri?

Oh, aku tak bisa bertahan. Seseorang tak akan bertahan jika dia tak dihargai sebagai dirinya. Agar aku mampu hidup di tengah sosial ini, haruskah aku melupakan diriku? Namun jika aku tak lagi menghargai diriku, siapa lagi yang akan menerimaku sebagaimana adanya?

Tiba-tiba aku merasa betul-betul direndahkan ketika dia mengatakan hal semacam itu. Sejak itu, aku berkata pada diriku sendiri, “aku tak bisa percaya pada siapapun lagi. Tidak siapa pun”.

Sudah lama aku ingin hidup sendiri, hahaha apakah mungkin? Akhir-akhir ini aku selalu berkata “jangan pergi”.  mamah dan kuro, hanya merekalah yang aku miliki saat ini, itulah kenapa aku tak lagi berpikir ingin hidup sendiri setidaknya saat ini. Kalaupun iya, aku ingin pergi ke belahan dunia lain, Negara lain dengan mereka. Aku akan bekerja dan mulai kehidupan baru. Karna mereka masih ada, aku tak ingin meninggalkan mereka.

Aku tak benar-benar menikmati hidup seperti ini, berkelompok dan harus mengikut peraturan kelompok dan sebagainya. Jika aku dibebaskan, jika hidup disini sudah sepraktis di Jepang, dan aku bisa tinggal sendirian melakukan apa pun yang ku inginkan, aku penasaran akan seperti apa rasanya. Karna itulah yang sedang kuidamkan di tengah kejenuhan sosial ini. Tapi aku menyadari jelas bahwa semua bayang keindahan yang saat ini kuidamkan, hanyalah fatamorgana. Ketika segalanya kuraih, toh aku akan jenuh juga. Hidup adalah logam tak berharga yang dilumuri kuning supaya terlihat seperti emas dari kejauhan.

Dengan apa yang aku lakukan saat ini, aku hanya ingin ada yang setidaknya tau, meski aku tak pernah bicara, meski aku tak bisa jujur.

Hanya satu hal yang benar-benar ingin sekali kulakukan saat ini, menyampaikan apa yang dirasakan manusia secara psikologis, sisanya ingin kujalani saja step by step sampai aku menemukan sesuatu yang benar-benar berasal dari Tuhan.

Saat ini aku hanya merasa aku tak dihargai sebagai aku. Aku tak dipercayai sebagai aku. Hidup di lingkungan yang eksklusif membuatku terbentuk dengan sendirinya. Tapi ketika aku mulai melihat ke dalam diriku, aku tersiksa sendiri. Oh, aku tak mengerti siapa sebenarnya aku? Siapkah aku terlepas sepenuhnya? Karna aku ingin melakukan hanya apa yang ingin aku lakukan. Karna akulah yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku. Maka hentikanlah bicara kalian, aku tak mengerti mengapa kalian terus bicara seperti itu? Aku merasa telah datang dari belahan dunia lain.

Aku menikmatinya. Aku mencoba menikmati semuanya. Aku terus bermain. Tapi semua ada batasannya. Aku telah mengukuhkan prinsipku, tak peduli orang terdekatku setuju atau tidak, sependapat atau tidak, aku harus hidup sebagai diriku. Karna tak ada yang tau, apa saja yang telah aku lewati sampai saat ini, gejolak psikologis apa yang pernah aku pendam, dan seberapa banyak luka yang telah aku coba tutupi, tak kan pernah ada yang tau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar