Kamis, 01 September 2011

An Insane Girl "i have killed him in my mind!"


Ku kisahkan padamu sebuah cerita tentang seorang gadis yang memaksa dirinya menjadi gila.

Kau tau, gadis ini terobsesi dengan segala hal yang membuat orang lain kesakitan dan menderita. Ia senang ketika ia bisa menjadi penyebab luka orang lain. Baginya ada sensasi tersendiri yang menggetarkan kulit-kulitnya ketika melihat “mereka” menderita.

Satu hari di tengah kebosanannya dengan segala praktek-praktek kehidupan, datanglah seseorang yang tersenyum padanya dengan senyuman yang sangat dibencinya. Terpikir olehnya ingin merobek mulut orang itu. Orang itu kemudian mengajarinya banyak hal yang membuatnya muak, formalitas dunia dengan segala kepalsuannya. Gadis itu berteriak dalam hatinya, “hey bodoh, dunia ini Cuma mimpi, betapa bodohnya kau!”

Ketika gadis ini melakukan langkah yang salah, seseorang itu memakinya dengan segala tuduhan yang tidak penting bagi gadis ini untuk didengarkan. Gadis yang keheranan ini merasa sangat muak dengan orang ini.

Semalaman gadis yang kesepian ini mengasah pedangnya yang lama tak digunakan, yang sudah penuh debu. Ia berbisik, “pagi ini akan kubuat kau mengingat setiap cabikanku seumur hidupmu”

‘Lambat, ia masuk ke rumah ke rumah orang itu. Gadis ini menatapnya dengan ekspresi dingin, sedangkan orang itu bertanya basa-basi. Hhaaaah memuakkan, sungguh pikir gadis itu. Orang itu berbalik dari tempatnya untuk menyajikan minuman bagi si gadis. Tapi ini adalah kesempatan bagi gadis itu untuk mencoba pedang lamanya. Dengan cepat, satu tebasan pedang memisahkan antara kepala dengan tubuh orang itu. “Yea, I m a killer!”, ucap si gadis. Ia tatap darah yang keluar deras dari leher yang telah berpisah dengan kepalanya itu. Dan ia tenggelam dalam sensasi mariyuana yang tak terbayangkan sebelumnya. “I m a king of my world”’

Pagi, ia terbangun dari tidur dengan rasa muak yang belum hilang. Di depannya ia temui, si orang itu dengan senyumnya yang memuakkan. Gadis itu membayangkan darah deras yang mengalir dari leher orang itu. Ia tersenyum pasti, mendorong orang itu menjauh, lalu berjalan dengan angkuh, “I have killed him in my mind and it succeded!”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar