Rabu, 22 Oktober 2014

I Wish Everything is Okay


Ninomiya Kazunari kalau tidak salah pernah bilang, tentang alasan kenapa dia berhenti menulis diary di gamenikki. Katanya (kalau tidak salah) dia tidak ingin tulisannya berpengaruh pada tindakannya di masa depan. Aku mengerti maksudnya tapi mungkin saja aku salah paham. Aku pernah beberapa kali memikirkannya juga. Tapi beberapa kali juga aku mempertimbangkannya dan akhirnya membiarkannya berlanjut. Padahal aku tau banyak tulisanku di masa lalu sangat mengganggu dan aku tidak ingin orang lain membacanya dan mengaitkannya dengan diriku yang sekarang.

Kenapa aku membiarkannya? Padahal aku ingin blog ini segera dihapus, semua yang berkaitan denganku di internet, tapi pada akhirnya aku tidak pernah melakukannya. Mungkin besok, lusa, atau kapan pun di masa depan aku akan melakukannya.

Hari ini aku kacau. Lampu yang mati berkali-kali mengangguku, membuatku ingin meledak juga rasanya. Akhirnya perasaan membenci mereka timbul lagi. Rasanya aku ingin tinggal sendiri saja, atau berdua dengan mamah. Lalu aku menangis saja, biar ada rasa lega sedikit, sambil mengemis pada Tuhan agar dia mengabulkan keinginanku secepatnya.

Mengapa aku harus selalu mengerti, sedangkan dia tidak mencoba mengerti. Karna itu kuungkap saja apa yang kurasakan, padahal selama ini aku tak pernah mau memberitaunya pada siapa pun. Kini, ketika aku merasa benar-benar terganggu, aku pikir perlu memberitau agar mereka sedikit mencoba mengertiku juga. Keseimbangan itu lebih bagus bukan?

Aku harap aku bisa menjadi penolong penyembuhan orang lain, tapi nyatanya aku benar-benar kacau. Aku perlu memprogram ulang semua hal dalam diriku. Aku harus mulai semuanya dari awal, kalau memang aku ingin menjadi lebih baik. Karna sudah terlalu banyak virus di dalam otakku, sedangkan sistem dalam diriku tidaklah secanggih itu, hingga aku bisa membuat virus yang masuk tidak menyerangku. Ya, syukurlah aku akhirnya paham apa yang sebenarnya perlu kulakukan.

Fuh, apa aku bisa baik-baik saja? Di saat seperti ini aku betul-betul khawatir. Di saat lain aku benar-benar yakin.

Tapi aku tak pernah membuang motto hidupku satu-satunya itu, “nothing impossible”. Sehingga aku benar-benar terganggu dengan tindakan meremehkan. Ya, begitulah mungkin yang terjadi.

Terima kasih Tuhan, karna akhirnya aku sadar aku sangatlah tidak mengerti apa-apa. Dan aku harus memulainya dari awal lagi.

Daan, agar tidak jadi semelankolis dulu dan sekarang lagi…

Aku benar-benar ingin berubaah..

Kini, dan di banyak waktu, tetaplah aku perlu sekali waktu yang banyak untuk menyendiri. Aku benar-benar memerlukan tempat yang hening dan sepi untuk berpikir. Kalau saja aku bisa melatih diriku berkonsentrasi di tempat ramai dengan kualitas yang sama bagusnya ketika aku berkonsentrasi di keheningan. Tapi aku rasa tidak perlu.

Dan karna keperluan akan keheningan itu, aku benar-benar hidup di malam hari sekarang. Dan aku merasa itu lebih baik. Apakah aku akan baik-baik saja?

Hari ini aku melihat seorang teman di facebook. Sepertinya dia ada masalah. Oh, aku harap dia baik-baik saja. Aku benar-benar berharap dia baik-baik saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar