Kehilangan membuatmu
berubah. Seakan-akan setiap bagian dari dirimu hilang satu persatu menyertai
kebekuan kenangan. Aku rindu dirimu yang dulu.
Kemarin
pikiranmu tak ada henti-hentinya, mulutmu tak ada kering-keringnya,
mengungkapkan semua hal yang ingin kau ungkapkan pada dunia. Mempersiapkan dirimu
di atas panggung yang akan kau jejaki beberapa tahun lagi. Aku tersenyum
mendengar semua pidato yang kau sampaikan. Ini dirimu yang kurindukan.
Sebuah dunia
yang ada dalam pikiranmu, kau deskripsikan. Semua pertanyaan yang datang dari
dirimu, kau jawab. Semuanya kau sempurnakan untuk membangun sebuah peradaban
yang seharusnya dibangun. Kau korbankan kehidupanmu untuk dunia. Kau adalah kau
yang kukagumi.
Sepanjang hari,
tanpa henti. Di tengah-tengah semangatmu mencerna sesuatu yang baru, sesuatu
yang selalu tidak pernah bisa kau sempurnakan kecuali sampai sebatas ide. Kau tidak
bisa berhenti, seakan-akan kau lupa ada rem yang bisa kau injak di bawah sana. Hanya
lelah yang dapat menghentikanmu. Entah karena alasan apa, malam itulah malam
pertama kau bisa tidur. Ya, setelah berkutat dengan segala pikiranmu.
Aku tau
alasannya. Pertemuanmu dengan dua orang teman dekatmu, membuatmu melihat dunia
nyata lagi, membuatmu melihat dunia dari sudut berbeda lagi. Hari itu mengapa
tidak kau ceritakan sesuatu yang ingin sekali kau ceritakan pada sebanyak
mungkin orang? Aku tau bahwa kau takut, kau takut tak ada yang mampu menerima
dirimu.
Hari ini aku
melihatmu kelelahan. Setiap kali kelelahan, kau memaksa dirimu semakin lelah,
agar tak ada yang mampu menghentikan kejatuhanmu nanti, termasuk dirimu
sendiri.
Hari ini kau
menyerah lagi. Hari ini setan itu datang lagi ke dalam pikiranmu. Hari ini kau
berpikir ingin melarikan diri lagi dari segala kesia-siaan yang kau lakukan. Hari
ini kau menyadari lagi keterbatasanmu. Kau tau kau tidak mungkin sanggup
menerjang badai di tengah samudra yang dingin, sekedar goyangan ombak saja pun
tak mampu membuatmu menahan diri dari rasa mual. Apa penyebabnya?
Aku ingin
tau apa penyebabnya. Tapi aku tak tau.
Aku rindu
dirimu yang kemarin.
Aku tau kau
tak pernah benar-benar ingin mati. Setiap kali keputusasaan datang kau dengan
penuh harapan mencari deskripsi yang tepat menggambarkan apa yang kau rasakan. Tanpa
henti, hingga menemukan mereka yang dapat menggambarkan perjuanganmu bernapas
di tengah-tengah kabut yang membatasi pandangan matamu.
Kau mencari,
karna kau ingin merasakan bahwa kau tidak sendirian. Di atas bumi ini ada
orang-orang yang memahami apa yang kau rasakan. Setelah kau lega menangis, kau
merebahkan dirimu dengan kepuasan yang tak kau sadari. Kau tak pernah
sendirian.
Aku tau apa
yang kau cari. Kau sendirian selama ini di tengah keramaian. Dan yang kau cari
adalah orang yang membuatmu merasa bahwa kau tidak sendirian sebagai orang yang
sendirian di dunia ramai.
Dan, apa
lagi yang kau cari?
Kau sendiri,
tapi kau tidak sendirian.
Tapi kau ingin ada orang yang menemukanmu di
bawah sumur ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar