Rabu, 26 Februari 2014

Dibunuh Kesempurnaan


“Hidupmu sempurna. Meski tidak begitu kaya, kau punya kebahagiaan dan perhatian. Kau beruntung, lebih beruntung daripada aku.”

Aku teringat kata-kata temanku di jalan pulang tadi. Yah, dia benar. Banyak orang melihat kehidupanku sebagai kehidupan yang sempurna. Bahkan ada yang bilang,

“Aku nggak berani berteman dengan dia. Dia terlalu perfect dan cool.”

Aku tak paham. Tapi aku paham. Apa mereka serius?

“kau penuh keceriaan. Kau pasti tak paham permasalahanku.”

Apa mereka serius?

Hari ini aku menghubungi beberapa teman dekatku, mereka yang sangat kupercaya. Tak ada satu pun yang punya waktu untuk meresponku.

Ya, kehidupanku mungkin memang sempurna. Segala perhatian kumiliki. Sampai-sampai aku tak punya celah untuk menampakkan ketidaksempurnaanku. Segalanya kesempurnaan dan perhatian orang-orang menekanku terus, sehingga aku tenggelam dalam rasa sepi yang dalam.

Hari ini aku minum habis semua pil tidur di dalam botol itu. Botol yang tanpa sadar sering kulukis sketsanya di kertas ketika aku bosan. Ya, tanpa sadar. Aku ingin tidur hari ini. Tidur panjang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar