Kamis, 21 Februari 2013

Seperti Waktu Berhenti


Kutemui Rima yang sedang tenggelam dalam lantunan lagu dari seorang penyanyi Prancis
Aku tenggelam dalam persepsiku sendiri
Terkadang aku bisa tersenyum pada orang lain,
meski bisa kulihat mata persepsi orang lain memandangku
Entah dengan warna apa
Tapi aku yang sebenarnya bahkan aku tak tau yang mana
Yang tersenyum, marah atau tenggelam dalam dunia kesedihannya sendiri

Sensei hari ini benar-benar menyenangkan
Dan aku tertawa tanpa paksaan
Minggu selanjutnya aku perlu menceritakan tentang keluargaku dengan bahasa Jepang d depan kelas
Aku bingung apa yang mesti kuceritakan
Cerita keluargaku adalah cerita novel yang tak cukup dengan hanya beberapa kalimat!

Ada beberapa pernyataan Ety-sensei yang sangat mengangguku dan sangat berbahaya menurutku
Adalah ketika ia menyamakan tentara perang Jepang di Perang Dunia dengan tentara Islam
Bahwa apapun akan dilakukan demi Tuannya
Islam membela diri, sedangkan Jepang terdoktrin untuk mau melakukan apapun demi kaisar, bahkan yang sadis sekalipun tidak berdosa
Ini bukan Islam, ini adalah yahudi
Jadi mestinya samakan tentara sadis Jepang yang tak takut mati itu pada tentara yahudi!
Meski benar bahwa ada beberapa kesamaan tentara Jepang dengan Islam
Tapi soal kekejaman, Islam tidak pernah dikenal kejam dalam sejarah!

Lalu cerita Ida-sensei di tengah suasana gedung 6 yang gelap karena mati lampu
Benar-benar sensasi yang luar biasa
Tidak seperti sedang kuliah
Anak-anak yang berkurang banyak
Seperti waktu berhenti,
Seperti waktu berhenti..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar