Terus saja mengirim kata demi kata
Tentang apa yang kurasakan saat ini,
Yang baru saja kupikirkan
Aku bicara seolah kepadaku sendiri
Tak menutupi apa pun
Meski sebanyak apa topeng kupakai
Aku berkata padanya Dia tahu apa-apa
Aku tak berharap pada siapa apa
Terus saja aku menghasutku
Aku terus berkeluh kesah sambil berdua
Aku yang terburuk, hanya "kita" yang tau
Aku menyukai "dia", hanya "kita" yang tau
Aku berharap dia pada Tuhan
Terus saja aku memelas
Aku seperti pengemis, aku terhina
Aku terus beralasan, berbalik kata
Dalam rangkai bahasa
Tapi bahasa kita, bahasa hati
Aku terus saja bicara pada Tuhan
Tentang mimpi
Tentang kesungguhan mimpi ini
Dia pun tau sejauh apa pikiranku
Sebesar apa tekadku
Dia pula tau secepat aku terbalikkan dari sebelumnya
Dia simpan rahasia tentang aku
Tentang aku yang mustahil bagi aku yang sekarang
Maha Tau
Terus saja setia mendengarku
Terus saja kukirim kata demi kata
Terus saja..
Aku terus bicara pada Tuhan
Dalam rangkaian bahasa lembut yang sederhana
Ketika aku mengelus Kuro,
mencuci tangan,
berjalan,
duduk..
Aku terus bicara tentang segalanya
Tentang dunia,
kehidupan,
Tentang kehidupan kecilku
Perasaan,
pikiran dan mimpi
Aku tak ingin berhenti bicara
Karna ketika berhenti kala nafas masih setia,
"tuhan" telah "kubunuh"!
Padahal Tuhan Maha Hidup!
Aku terus bicara pada Tuhan
Dengan segala kerendahan
Dengan pengakuan keangkuhan
Tuhan, masihkah Dia setia mendengar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar