Senin, 12 Januari 2015

Tersesat


Sesungguhnya aku ingin merasakannya,
rasa yang tak terdeskripsikan dengan bahasa itu.
Aku kini terbelenggu dunia materi, tenggelam dalam skeptik, mengejar surga dunia.
Apa yang benar? Apa yang salah?
Segalanya semakin blur di mataku.
Aku ingin hidup tanpa penilaian orang lain,
tapi ternyata aku tak bisa.
Manusia tak akan pernah merasa puas, dan kini aku sadar aku terpenjara bertahun-tahun lamanya.
Dan belum kurasakan kebebasan yang sebenarnya.
Aku harus kemana?
Karena aku tak akan bisa membuktikan apa pun dengan akalku, aku hanya mengikuti kemana kehendak membawaku pergi, tanpa tau dimana ujungnya.
Aku terombang-ambing karena kehausan yang begitu menyiksa,
hingga kuminum segala jenis air.
Apakah aku keracunan?
Atau pada akhirnya aku tak bisa merasakan kenikmatan lagi?
Aku tersesat dalam pencarian,
selalu tersesat.
Kini kukejar dunia dengan setengah hati, karena setengah hatiku lagi sibuk dalam kerinduan.
Kelihatannya dangkal setiap yang kutuju, tapi puncaknya adalah rasa kemanusiaan yang tinggi,
yang diremehkan masyarakat buta yang kecanduan pemihakan oleh Tuhan.
Oh, aku muak, aku sungguh muak.
Aku ingin pulang..
Selamatkanlah aku…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar