Jumat, 30 Maret 2018

!@#$


Hari ini, sepertinya karena banyak hal yang mengganggu bertumpuk di kepalaku, sepertinya sekarang ini semuanya kacau lagi. Aku tidak tau bagaimana lagi aku harus bertahan hidup.

Aku sudah berusaha melewati setiap jalan yang perlu kulewati untuk bisa bertahan hidup, tapi pasti di beberapa tempat aku akan sekarat lagi. Ini berlebihan, kata mereka. Aku benar-benar pecundang. Aku tidak peduli lagi. Aku tidak tahan lagi.

Aku benci semua ini.

Aku hanya ingin mengenal kehidupan, hanya ingin mengenal Tuhan, bertahan hidup hanya untuk itu. Ah, persetan segala macam perlombaan, eksistensi, persetan!

Bagaimana aku harus bertahan hidup jika hampir semua bagian tubuhku sudah penuh luka? Baju besi macam apa lagi yang harus kugunakan? Padahal baju besi semacam apapun, jika rusak, justru akan melukai tubuh penggunanya sama parah atau bahkan lebih parah dibandingkan tanpa menggunakan itu.

Di perjalanan pulang hari ini aku teringat “Distant Sky”, bagaimana jika dunia ini hancur saja? Kalau bisa aku ingin menanamkan bom di bawah tanah, menjadi teroris blablabla. Di perjalanan pulang, aku terus berkhayal, bagaimana caranya menghancurkan dunia yang kubenci ini. Atau bagaimana caranya aku menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun untuk dibicarakan.

Jika sudah waktunya, aku bersumpah pada diriku sendiri, aku akan pergi jauh. Aku ingin pergi dari panggung ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar