Hari ini, sepertinya karena banyak hal yang mengganggu
bertumpuk di kepalaku, sepertinya sekarang ini semuanya kacau lagi. Aku tidak
tau bagaimana lagi aku harus bertahan hidup.
Aku sudah berusaha melewati setiap jalan yang perlu kulewati
untuk bisa bertahan hidup, tapi pasti di beberapa tempat aku akan sekarat lagi.
Ini berlebihan, kata mereka. Aku benar-benar pecundang. Aku tidak peduli lagi. Aku
tidak tahan lagi.
Aku benci semua ini.
Aku hanya ingin mengenal kehidupan, hanya ingin mengenal
Tuhan, bertahan hidup hanya untuk itu. Ah, persetan segala macam perlombaan,
eksistensi, persetan!
Bagaimana aku harus bertahan hidup jika hampir semua bagian
tubuhku sudah penuh luka? Baju besi macam apa lagi yang harus kugunakan? Padahal
baju besi semacam apapun, jika rusak, justru akan melukai tubuh penggunanya
sama parah atau bahkan lebih parah dibandingkan tanpa menggunakan itu.
Di perjalanan pulang hari ini aku teringat “Distant Sky”,
bagaimana jika dunia ini hancur saja? Kalau bisa aku ingin menanamkan bom di
bawah tanah, menjadi teroris blablabla. Di perjalanan pulang, aku terus berkhayal,
bagaimana caranya menghancurkan dunia yang kubenci ini. Atau bagaimana caranya
aku menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun untuk dibicarakan.
Jika sudah waktunya, aku bersumpah pada diriku sendiri, aku
akan pergi jauh. Aku ingin pergi dari panggung ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar