Senin, 08 Agustus 2016

Ninosan palsu







Akhir-akhir ini aku nonton Ninosan lagi. Beberapa episod. Dari kebanyakan episodnya Nino terlalu keliatan berpura-pura semangat sambil merasa "apa gunanya sih begini. apa menariknya sih. apa lucunya sih". Tapi Nino tidak pernah berhenti. Aku harus tanya Nino kalau dia berhenti melakukan sesuatu kecuali disuruh. Karna dia bukan orang yang melakukan pekerjaan untuk memuaskan passion dia atau karna dia menyukai suatu pekerjaan. Dia melakukan pekerjaan demi mengeksplor kemampuan dia melakukan sesuatu. Tapi bukan Nino namanya kalau tidak berubah pikiran. Dia punya ribuan alasan untuk menjelaskan kontradiksinya. Aku tau Nino sendiri merasa setiap manusia terlalu lemah untuk berdiri tegak di atas satu titik.

Kemarin juga aku mendengar Aiba bilang dia tidak menargetkan gol tertentu di kehidupannya. Kalau dia menentukan gol, pencapaian dia akan dibatasi. Dia ingin membuka semua kemungkinan yang bisa dia lakukan. Mungkin Sho yang mendengar dia sedikit berpikir "apa-apaan orang macem begini". Tapi toh Aiba ada di titik yang sama dengan Sho yang selalu berjalan lurus di jalan yang dia tetapkan sendiri.

Oh Nino benar-benar manipulatif. Aku bosan melihat Nino yang tetawa-tawa dan melontarkan komentar sarkas setiap hari. Aku rindu melihat Nino yang sebenarnya. Tapi mungkin Nino, dan aku tak akan mengenal siapa diri kita sebenarnya sampai kita mati nanti, ketika segala kontingensi berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar