Sabtu, 31 Desember 2011

Angin, Malam, Kuro dan Aku

Malam dan salam..
Malam yg dingin, bapak, apa kabar dirimu?
Sudah lama tidak bertemu....
Malam pergantian tahun yang dingin, dan mengingatkanku pada memori masa lalu..

Banyak hal baru yg belum sempat kau nikmati bersama kami di sini..

Di bawah langit penuh polusi ini, dekat dengan segala suasana perayaan hedonis, ditemani seekor teman baru. Kuro, my new friend.
Kucing ini mengingatkanku padamu. Tatapannya mengingatkanku pada Bubu kita yg sudah lama pulang..

Kami berdua, aku dan Kuro duduk di teras. Mengamati orang berlalu lalang, berpasang-pasang remaja, seakan dunia adalah rumah selamanya.

Seekor kucing tampan datang dan menyapa aku dan Kuro yg tengah bercengkrama. Kuro menoleh cuek, aku mencoba "bicara" pada teman baru kami. Dan kami bertiga sempat terlibat interaksi.
Ah, malam yg damai, malam biasa yg damai.

Aku mampu merasakan emosi Kuro, sebaliknya ia. Aku ingin menemaninya hingga ia tidur malam ini.

Pak, segalanya semakin menjerat dalam jaring-jaring lengket yg sulit bagiku melepaskan diri. Meski aku telah 'berbeda', aku tak kuasa. Aku tak ubahnya yg lain.
Aku tersenyum sinis pada diriku yg memuja hedonisme. Aku terdorong jauh, jauh...

Kau dimana, pak?
Semoga menyenangkan disana..
Tak perlu kau pikirkan masalah yg membuat dirimu sakit di dunia. Kau telah cukup berbuat kebaikan dan ketulusan yg banyak. Pantas bagimu tempat yg baik.

Sudah sepi jalan ini.
Angin kencang, dingin malam ini.
Suara petasan, kembang api memecah kesyahduan malam yg romantis.
Kuro tertidur. Sesekali ia kaget dengan bebunyian.

Kuro mengingatkanku padamu.
Jika kau masih di sini, tak tega tentu kau biarkan Kuro kelaparan.
Ketulusanmu tak kan terlupakan, meskipun kau terus bersikap biasa.
Apa yg datang dari hati, mampu dirasakan pula oleh hati, yg peka.

Angin semakin kencang, dingin.
Kuro menampakkan wajah serius kini.
Ia menatap jauh ke depan, tajam, jauh.. Tak perduli lagi dengan segala sentuhanku.
Apa yg sedang terjadi padanya, aku tak tau.
Setidaknya dia tidak serumit manusia.
Manusia, makhluk yg sangat rumit untuk dipahami.

Selamat malam, salam sejahtera.
Tunggulah kami, yg sedang berusaha lepas dari jeratan dunia.
Kita pasti berkumpul lagi, bersama, di tempat yg lebih indah.
Ketika datang waktunya, kan kukenalkan kau pada Kuro, Kachan, Michan sekeluarga.
Aku, ingin melihat senyummu ketika hatimu tergelitik melihat mereka.
Sungguh, aku ingin lihat....

Rabu, 14 Desember 2011

Sekai o Shinjite iru

What is happening with you fuckin' fellows?

do i need to continue trusting you guys?
is'nt that just wasting my precious time?

..................................................................

Orang tidak mungkin percaya pada satu kata. Harus menjelaskan panjang lebar pun, sia-sia, kalian tidak percaya. Aku bukan orang yang bisa dipercaya. Karna aku bahkan, membohongi diriku sendiri. Coba kalian jadi aku. Tidak mungkin. Peran ini Tuhan berikan khusus untukku. Dan aku membuat diriku seperti pecundang di hadapanNya.

"Tuhan menciptakan pilihan yang penuh misteri. Manusia membuat skenario ceritanya sendiri, dan Tuhan menyetujuinya. Tak ada yang mampu menghentikan semua ini. Sebuah niat tak mampu dihentikan. Karna ia punya kekuatan yang dipinjamkan oleh Tuhan."

Aku akan mulai semuanya sekarang. Dan Tuhan, pinjamkan aku kekuatanMu...........

Selasa, 13 Desember 2011

Her Dark ending story

Hari ini ibuku meninggal dunia karena serangan jantung. Seperti ada sengatan listrik yang sangat kuat di sekujur tubuhku. Dan tidak ada yang hadir selain “hampa”.

Seminggu kemudian aku kembali ke kampus dengan hampir tidak membawa semangat hidup. Teman-temanku hanya bisa berisik dan berkata “Sabar ya, sabar ya….”. What the heck?

Aku keluar dari kelas membawa tas sambil menahan marah yang dahsyat. Seorang teman menyusulku dan ketika ia sampai tepat di belakangku, aku menatapnya dengan marah, dingin dan kejam, dan kalimat itu keluar dari mulutku, “kamu tidak pantas berkata seperti itu….”

Dosen telah sampai di kelas, dan ia begitu sering menatapku penuh rasa kasihan. Puluhan kata-kata motivasi dan segala hal dilontarkannya di depan kelas. Ia mendekatiku kemudian sambil terus berkata-kata. “hentikan, tolong lanjutkan saja pelajaran..”, kataku dengan mata yang sudah banjir menampung air mata yang hampir saja keluar.

Kondisi kesehatanku buruk. Pusing dan jarang makan. Hampir tidak tersisa energi lagi.dan kemudian aku mati. Ceritaku selesai. Aku kalah, dan cita-citaku terlaksana. Cerita kekalahanku….