Selasa, 23 November 2010

Sebuah Arti

Kehidupan itu dialami setiap makhluk yang diciptakanNya.

Dalam ilmu Biologi kita mengenal Kehidupan sebagai fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati. Sesuatu bisa dikatakan sebagai organisme apabila terdapat bentukan sel berbahan dasar karbon dan air dengan pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan. Organisme-organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi terhadap lingkungannya melalui seleksi alam. (id.wikipedia.org)

Semua itu benar. Tapi hidup secara universal tidaklah diklasifikasikan serumit itu. Dalam pemahaman salah satu pelaku kehidupan seperti saya, kehidupan dialami oleh semua yang Ia ciptakan. Langit, bumi dan segala yang ada di dalamnya, mengalami kehidupan. Meskipun kehidupan secara filosofis adalah suatu kata yang lebih tepat ditujukan hanya kepada manusia.

Kehidupan adalah sesuatu yang kekal. Tapi dalam beberapa pemahaman, kehidupan lebih dimaknai secara sempit. Kehidupan ini tidak abadi. Benarkah begitu kenyataannya?

Para atheist (orang-orang yang tidak meyakini adanya Tuhan) tampaknya penganut teori tentang kehidupan yang sempit. Hidup adalah proses yang amat sederhana yang dijalani dalam waktu yang sangat sebentar. Kehidupan akan berakhir dengan lenyapnya fungsi biologis fisik manusia. Mereka mempunyai tujuan kehidupan yang tidak hakiki. Alangkah rendahnya bila kehidupan dipandang sesempit itu.

Sesungguhnya kehidupan adalah sesuatu yang misteri. Begitu pun dengan kematian, yang sering disejajarkan dengan kata kehidupan. Jika tidak hidup, ya mati. Itu benar.

Wahai kawan, mampukah kita menggali misteri di balik kehidupan ini?
Benarkah hanya dengan menjalaninya sesuai ungkapan "hiduplah seperti air yang mengalir, ikuti kemana pun arahnya", kita sudah dapat dikatakan menapaki kehidupan?
Apakah makna dan hakikat kehidupan yang seringkali kita abaikan?
Begtu pula pertanyaan mendasar seperti "apa yang sebenarnya kita cari dalm kehidupan ini?" dan "apa tujuan dari perjalanan hidup kita?"

Kawan, bukankah Ia telah melengkapi kita dengan akal? Yang membuat derajat kita begitu tinggi di hadapan makhlukNya yang lain. Yang membuat kitalah satu-satunya yang pantas disebut sebagai pelaku kehidupan.

Kawan, mari kita gunakan dan aktifkan terus akal kita. Keluarkan pertanyaan-pertanyaan penting dan mendasar yang mencirikan kita sebagai manusia. Bukankah itu letak perbedaan nilai kehidupan seorang manusia dengan yang lainnya? Bertanyalah sebanyak-banyaknya tentang dan pada kehidupan ini. Pekalah terhadap jawaban yang datang langsung dari pemelihara kehidupan. Jawaban itu terletak di balik setiap peristiwa kehidupan. Dan akan selalu ada untuk kita yang mencarinya.

Selamat menjalani kehidupan yang penuh arti.